![]() |
MELAWAN KLIEN INDONESIA |
Menjadi seorang Desiner Grafis Freelance tentunya tidak akan
lepas dari yang namanya Klien, tanpa klien menjadi seorang Freelancer akan
terasa hampa, ya hampa, kita tidak akan merasakan gesekan sosial yang akan
membuat kita lebih dewasa, lebih belajar lagi soal bagaimana menghadapi
manusia.
Sebelum lebih jauh membahas soal klien ada baiknya kita
memahami bersama maksud dari klien yang akan saya bicarakan pada tulisan ini.
Klien pada tulisan ini adalah para konsumen yang memesan desain grafis sesuai
kebutuhan mereka, baik itu artwork, desain kalender, desain pamphlet, desain
kartu nama dan lain sebagainya.
Pada judul tulisan ini saya kaitkan dengan kata melawan,
karena dalam tulisan ini saya memang ingin sekali melawan pada mereka, pada
para klien yang saya batasi lingkungannya dengan kata Indonesia. Maksud melawan
adalah sebagai ungkapan berlebihan saya atas segala kekecewaan saya pada
sebagian klien dari Indonesia. Sebab mereka sangat amatlah berbeda dengan klien
luar negeri (bukan Indonesia). Berikut saya paparkan beberapa contoh yang saya
lalui selama menjadi seorang Freelancer Designer Graphic.
Jika di luar negeri hamper dipastikan tidak ada klien yang
menawar, saya sudah sering menghadapi klien dari beberapa Negara, sebut saja
Prancis, Jerman, Amerika dan lain-lain. Meskipun harga yang saya tetapkan
sangat tinggi (menurut ukuran saya) tapi mereka tetap tanpa tawar, mereka
sangat menghargai setiap karya yang saya buat. Beda halnya dengan klien
Indonesia, dengan harga yang menurut saya sangat murah, setelah saya hitung
waktu pengerjaannya, kuota data untuk pengiriman karya, belum lagi untuk
mendapatkan ide yang memeras otak, mereka (klien Indonesia) sebagian masih
banyak yang menawar itupun kadang menawar hingga 70%, luar biasa sekali klien
Indonesia.
Tidak hanya itu, satu contoh lagi soal revisi desain, jika
di luar negeri, hamper semua klien tidak pernah meminta revisi, paling banter
revisi dua hingga tiga kali, itupun mereka mempunyai kesadaran untuk menambah
ongkos per-revisi. Nah, untuk klien Indonesia, revisinya berkali-kali sampai
lupa hitungan revisinya, TANPA ONGKOS REVISI, mungkin mereka menganggap computer
tanpa listrik dan mengirim file bebas kuota data, mungkin.
Dan yang paling parah dari segala kejadian yang pernah saya
alami adalah KLIEN KABUR, 100% klien luar negeri tidak ada yang kabur, tapi di
Indonesia sudah berkali-kali klien kabur dengan mengambil file hasil desain
yang masih ber-watermark, bahkan ada yang saya percaya adalah orang baik, justru
mengambil file hasil desain tanpa watermark.
Dari tulisan ini saya harap semua klien Indonesia untuk
sadar, jangan tipu kami, jangan permainkan kami, kami bukan mengharap UANG HAK
KAMI KEMBALI, kami hanya ingin kalian sadar, kalian bangsa Indonesia, jangan
permalukan bangsa ini dengan ulah ketidak-jujuran kalian, dengan kebiasaan cara
berpasar anda yang kampungan.
Sekian curhatan ini, atas segala kata-kata yang kasar harap
dimasukkan ke-hati, mohon maaf jika ada klien Indonesia yang baik, karena kami
tidak sedang melawan anda yang baik, kami sedang melawan mereka yang kurang
ajar, yang berpendidikan tapi tak terdidik, maling kecil yang merusak keadaban
bangsa ini. Salam Hormat, Bung Topek.
MELAWAN KLIEN INDONESIA
4/
5
Oleh
Ahmad Taufiq